Wed, dalam Jalan Hijau
Penulis : Arfianto Wisnugroho
Angin
bertiup lembut. Sementara mentari masih bersinar dengan teriknya. Benar-benar
sore yang luar biasa untuk Wed, anak kambing mungil yang lemah. Wed lahir dalam
keadaan yang kurang beruntung sekitar tiga bulan lalu. Sesaat setelah lahir,
Wed sama sekali tidak bisa menggerakkan bagian tubuhnya. Ia merasa tidak
berdaya. Bahkan untuk membuka mata saja Wed merasa tidak mampu. Baru setelah
datang Pak Wei, kepala desa baik hati yang memberikan semacam ramuan, Wed mulai
bisa menggerakkan bagian tubuhnya. Wed dapat membuka mata dan meraba apa yang
ada di sekitarnya. Tapi, itu cerita tiga bulan lalu. Saat ini, Wed sudah bisa
berjalan, bahkan berlari. Meski tidak sekencang teman seusianya, Wed masih
terus berusaha untuk dapat melakukan semuanya dengan baik.
Wed : “Eh, kalian!”
Sud : “Iya Wed, bagaimana kabarmu?
Wed : “Baik, baik.. Ayo masuk!”
Kam : “Tidak perlu Wed, kami bermaksud mengajakmu
ke suatu tempat.”
Wed : “Suatu tempat.. dimana?, aku jadi
penasaran!”
Bes : “Sudahlah,
ayo ikut!” (Sambil mendorong Wed supaya bergegas)
Wed
hanya bisa pasrah mengikuti ajakan teman-temanya. Wed selalu tidak bisa menolak
jika sudah dalam keadaan seperti ini. Mereka mulai berjalan menuju suatu tempat
yang tidak diketahui Wed sebelumnya. Kam memimpin perjalanan dengan diikuti Sud
di belakangnya. Sedangkan Wed berada di belakang bersama dengan Bes sebagai
penjaganya. Mereka menerobos hutan yang penuh dengan pepohonan besar. Mungkin itu
pernah dilakukan Wed sebelumnya saat Ibu Wed mengajak mencari kayu bakar. Namun,
Wed menjadi sedikit takut setelah mereka masuk rerumputan yang rimbun. Rerumputan
itu memang tinggi. Bahkan Kam yang sepuluh senti lebih tinggi dari Wed tidak
bisa melihat pemandangan bebas jika tidak meloncat. Sesekali Wed melompat untuk
melihat sekitar, namun hanya sedikit bagian kepalanya yang sampai ke permukaan.
Kam : “Stop..!”
Wed : “Ada apa
Kam? apakah terjadi sesuatu?” Wed berkata dengan terbata-bata karena kaget.
Dengan
santainya Bes mendahului Wed dan berkata, “Tenang saja Wed, aman!” Namun Sud
menghentikan Bes sebelum menerobos menuju cahaya di depan mereka.
Kam : ‘Wed,
cobalah sekarang jalan dahulu, lihat apa yang ada di depan”
Tanpa banyak
berpikir Wed langsung berjalan menembus apa saja yang ada di depan. Dan saat
kepala Wed keluar dari rerumputan, Wed sangat terkejut. Di depannya terhampar lapangan
rumput hijau yang sangat luas. Terbayang olehnya ia berlarian dan bermain di
sana bersama teman-temannya. Melihat itu, Wed merasa senang, kagum dan
bersyukur memiliki teman-teman yang sangat baik.
Kam : ‘Wed, mulai
sekarang tempat ini akan menjadi tempat bermain baru kita.”
Sud : “Iya Wed.
Kita bisa bersama-sama belajar banyak hal di sini.”
Dengan
gaya sok tahu Bes menyela, “Benar Wed, kita akan mengajarimu banyak hal.” Wed
tersenyum penuh semangat. Ia memandang teman-temannya dengan takjub. Bes
mendorong Kam dan Sud seolah menunjukkan dia adalah penemu tempat itu. Kam dan
Sud tidak mau kalah. Mereka pun saling dorong dan tertawa bersama-sama.
Pesan Moral :
Sesama teman harus saling membantu. Percayalah
bahwa teman yang baik akan selalu bersama dan memberikan kesenangan yang tidak
akan kita kira.


Critane jalan jlan ke tempat yg indah
BalasHapus