Donyaning Bocah_Ujung Lorong
(Donyaning Bocah)
Ujung Lorong
Penulis :
Arfianto Wisnugroho
Kus
mengantar mereka sampai pintu lorong yang menuju langsung ke pusat kota. Itu
jalan rahasia yang dibangun orang tua Rolebm untuk menuju Mop. Kus membuka pintu.
Mereka mulai masuk. Tiba-tiba Wed terjatuh.
Seketika
mereka terkejut dan bingung. Wed mendengar suara yang dia dengar sebelumnya
lebih jelas dari pintu lorong. Karena sudah sering mendengar, Wed mencoba untuk
melawan rasa sakit akibat suara itu. Ia bangun sebelum yang lain menjadi
khawatir.
“Aku
tidak apa-apa,” ucap Wed sembari menatap dalam lorong.
“Mungkin
dari sana suara itu berasal,” gumam Wed.
“Baik
Wed, Ayo kita capai ujung lorong ini.” Ucap Rolebm.
Sebelum berangkat
Kus mendekat kepada Wed. Ia membisikan sesuatu yang hanya di dengar oleh Wed. Wed
mengangguk meski nampak keraguan di wajahnya. Mereka berangkat untuk menuju
pusat kota. Lorong tersebut lumayan luas untuk ukuran Wed dan teman-temannya. Di
sekitar lorong terdapat semacam batu fosfor yang memberikan sinar, sehingga
sepanjang perjalanan tidak gelap meskipun tidak ada lampu.
“Wow,
luar biasa.” Kam yang lebih dulu berjalan berhenti tiba-tiba diikuti yang lain.
“Kita
jalan terus, tetap waspada, ini belokan terakhir.” Ucap Wed.
Mereka menyusuri
belokan terakhir lorong penuh kewaspadaan. Hingga akhirnya mereka menemukan
pintu keluar. Dari balik pintu dapat mereka lihat penjagaan yang sangat ketat.
“Benar
sekali,sepertinya ini adalah pusat kota.” Ucap Rolebm.
Terlihat
di tengah ruangan tersebut suatu benda yang sangat besar. Wed mengerti sekali
alat apa itu dari kata-kata yang dibisikan Kus sebelum mereka masuk lorong. Di sekitar
benda itu tampak sesuatu yang menggerakkannya.
“Ahhh, mungkinkah
itu saudara Rolemb? Suara Bes tiba-tiba mengeras.
Dengan cepat
Sud menutup mulut Bes sebelum mereka ketahuan. Rolebm hanya menatap tajam tanpa
komentar apapun atas semua yang mereka lihat. Dengan cepat Rolebm mengatur siasat
untuk dijalankan. Wed dan teman-temannya segera mengerti maksud Rolebm.
Rolebm : “Wed, sudah siap? “Aku tahu apa
yang dibisikkan Kus kepadamu.”
Wed : “Tentu saja, ayo kita lakukan.”
Rencana siap
dijalankan. Tiba-tiba sebuah suara ledakan terdengar.
“Duar.....!”
Pesan moral :
Sehebat apapun kita, persiapan perlu dilakukan untuk
hasil yang lebih baik.
Bagus
BalasHapus