Donyaning Bocah_Tubuh Ringan Wed
(Donyaning Bocah)
Tubuh Ringan
Wed
Penulis : Arfianto Wisnugroho
Wed menghela
nafas, bertanya-tanya tentang dirinya sendiri. Mungkinkah keadaan dirinya
disebabkan oleh Oyot Reges. Meski demikian, Wed tidak bertanya lebih
jauh kepada Pak Kuh. Ia berpikir kalau semua itu akan lebih baik jika menjadi
misteri.
Masih banyak
yang belum diceritakan Pak Kuh, namun Wed seperti sudah mendapatkan sesuatu
yang ia cari. Wed berpamitan untuk meninggalkan rumah Pak Kuh.
Wed :
“Baiklah Pak Kuh, terimakasih atas ceritanya,”
Pak Kuh : “Iya Wed, kapan-kapan kembalilah ke
sini jika perlu sesuatu.”
Wed :
“Kalau demikian, saya tidak akan sungkan datang.” Ucap Wed dengan senyuman
kecil.
Wed beranjak
meninggalkan tempat Pak Kuh. Sambil mengangkat gelasnya, Pak Kuh tersenyum kepada
Wed. “Semoga beruntung Wed,” gumam Pak Kuh yang masih memegang gelas tanpa
kunjung meminumnya.
Dalam
perjalanan Wed masih bertanya-tanya, dari mana Pak Kuh mengetahui apa yang
dialaminya. Ia berjalan dengan santai. Memikirkan dari awal saat dijemput paman
kerbau. Memang semuanya terasa aneh bagi Wed.
“Hmmm,
lagi-lagi menjadi misteri,” biarlah semua jadi pertanyaan.” Wed memutuskan
untuk tidak lagi membahas hal tersebut. Tanpa sadar Wed sudah sampai pada
bangunan besar di area itu. Wed tidak mengalami kejadian aneh seperti saat
datang ke rumah Pak Kuh.
Wed bermaksud
menemui Paman Rusa dalam perjalanan pulang. Dengan tidak sadar Wed berlari
dengan kencang. Saat itulah Wed merasakan ada yang aneh dengan tubuhnya.
Larinya menjadi lebih ringan dari sebelumnya. Karena penasaran Wed menggunakan
seluruh tenaga untuk melompat.
“Wussss..!”
Lompatan Wed
menjadi jauh lebih tinggi. Dan saat mendarat, hampir tidak ada suara kaki
terhentak di tanah. Wed merasa seperti angin. Bahkan tenaga Wed menjadi lebih
kuat.
“Waw, luar
biasa…!” seru Wed kepada dirinya sendiri.
Wed berlari,
dari kejauhan ia melihat Paman Rusa yang sibuk dengan peralatan kayunya. Sampai
di depan rumah Paman Rusa Wed menyapa dengan sangat gembira.
“Halo Paman
Ru…” belum sempat menyelesaikan kata-katanya Paman Rusa memberikan sinyal
kepada Wed.
“Jangan tanya
lagi Wed, bawalah ini.” Ucap Paman Rusa sambil mengalungkan sesuatu di leher
Wed.
Sambil
mendorong Wed supaya melanjutkan perjalanan. Paman Rusa berkata, “Berjuanglah
Wed, kami selalu bersamamu.”
Wed
tersenyum, melanjutkan perjalanan untuk kembali ke rumah. Wed tidak sabar untuk
bertemu teman-temannya.
Pesan moral :
Ada banyak hal yang mungkin akan
lebih baik jika tidak kita ketahui. Milikilah niat yang baik, semua pasti akan
membawa kepada kebaikan.
Semamgat pagi pagi pagi
BalasHapus