Donyaning Bocah_Tiga Hal yang Harus Dilakukan (Bagian 2)

(Donyaning Bocah)

Tiga Hal yang Harus Dilakukan (Bagian 2)

Penulis : Arfianto Wisnugroho

 

            Teringat tiga hal dari yang sudah disampaikan, Wed sangat ingin kembali ke Paman Rusa. Ingin menanyakan lebih teliti tentang tigal hal tersebut. Tapi apa daya, karena gerakan tanah tersebut Wed merasa dunia akan berakhir.

            Wed merasakan tubuhnya begitu kesakitan setelah dilempar kesana kemari. Tidak hanya rasa sakit ditubuh Wed yang ditinggalkan gelombang tanah, tetapi tubuh Wed juga penuh dengan debu. Wed bangun perlahan, menggerakan semua bagian tubuhnya untuk menghilangkan debu. Sambil membuka mata, Wed mulai berjalan.

            “Duk...!” baru dua langkah berjalan Wed menabrak sesuatu yang sangat keras.

            “Aww...!” teriak Wed sambil melihat apa yang ia tabrak.

            Wed sangat kaget, tiba-tiba sudah ada tembok yang sangat besar di depannya. Ternyata tembok kokoh tersebut membentuk persegi, Wed berada di dalamnya. Dengan ketinggian sekitar delapan meter, terasa mustahil bagi Wed untuk memanjatnya. Akhirnya Wed mengamati tembok tersebut dengan sangat teliti. Terdapat semacam kayu berbentuk silinder yang menempel pada setiap dindingnya. Kayu tersebut seperti membentuk sebuah pola. Wed mencoba menyentuh salah satu kayu tersebut. Ternyata tidak terjadi sesuatu yang berarti.

            Setelah menyentuh beberapa kayu, Wed menemukan beberapa kayu yang mudah untuk digerakan. Wed memukul salah satu kayu kedalam, tiba-tiba tembok tenggelam sekitar setengah meter. Wed mulai memukul kayu untuk kedua kalinya, namun yang terjadi tembok menjadi tambah tinggi.

            “Hmmm, sepertinya harus menemukan kayu yang tepat,” gumam Wed sambil mengelus beerapa kayu di tembok.

            Wed mundur untuk beberapa langkah, ia melihat kayu tersebut dengan seksama. Wed melihat bahwa beberapa kayu membentuk sebuah pola yang jelas. Wed merasa pernah melihat pola tersebut. Setelah dipikir beberapa saat, pola tersebut membentuk pola yang sama dengan jalan yang ia lalui sebelumnya.

            Wed mulai memukul kayu-kayu tersebut sesuai bentuk pola yang ia lihat. Semakin banyak ia memukul sesuai dengan pola, tembok menjadi semakin turun. Tidak hanya itu, beberapa bagian tembok bahkan hancur.

            Akhirnya tembok benar-benar hancur. Wed sedikit menjauh, menunggu semua tembok hancur dan menghilang.

 

Pesan moral     :

Tetaplah teguh dalam pendirian, jadilah pemikir untuk beberapa hal

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Donyaning Bocah_Kekuatan Besar Wed, Hancurnya Mop

Donyaning Bocah_ Nget, pemula yang akhirnya belajar