Donyaning Bocah_Tiga Hal yang Harus Dilakukan (Bagian 1)
(Donyaning Bocah)
Tiga Hal yang Harus Dilakukan (Bagian 1)
Penulis :
Arfianto Wisnugroho
Jalan
itu terlalu lebar untuk anak kambing kecil seperti Wed. Jalan bermotif
kotak-kotak tersebut lebih mirip papan catur jika dilihat dari atas. Di
sepanjang kanan kiri jalan dipenuhi berbagai jenis bunga, menambah semangat
perjalanan. Tepat di depan bangunan terdapat bunga raksasa berwarna hijau. Daunnya
bergelombang dengan satu kuncup di atasnya. Untuk sampai ke belakang bangunan
bisa melewati jalan di samping kanan maupun kirinya.
Sampailah
Wed di belakang bangunan. Di depan Wed berdiri, terlihat jalan menuju rumah
besar berwarna coklat tua yang terbuat dari kayu. Tidak ada satu pun rumah di
sekitar jalan menuju tempat itu.
“Kira-kira
apa tiga hal yang harus dilakukan?” gumam Wed teringat perkataan Paman Rusa.
Karena jalan begitu sepi, Wed berjalan dengan perlahan. Jalan itu tidak
terlihat seperti jalan sebelumnya yang terdapat banyak bangunan di setiap
sisinya. Motif jalan sedikit berbeda. Selain bermotif kotak-kotak, terdapat
beberapa bentuk bulat, segitiga dan berbagai jenis lainnya.
“Jika
seperti ini, bagaimana aku bisa bertemu Pak Kuh,” Wed mencari cara untuk bisa
menyeberang.
Terlihat
sesuatu di sisi kiri dan kanan danau. Sepertinya itu merupakan pintu untuk
mengeluarkan air danau. Wed melompat ke air, berenang menuju pintu air
tersebut. Meski pernah belajar berenang, Wed tetap kurang ahli dalam hal ini.
Walaupun begitu, ia tetap menuju pintu air tersebut. Sampai di depan pintu, Wed
menarik tuas dengan kuat. Pintu air akhirnya terbuka. Dengan cepat ia
meninggalkan pintu supaya tidak tersedot aliran air. Akhirnya air menghilang,
jalan kembali normal, belahan jalan tiba-tiba menutup.
“Huh...
hampir saja,” desah Wed sambil mengibaskan air di tubuhnya.
Wed melanjutkan
perjalanan. Namun, Wed merasa jarak rumah Pak Kuh masih tetap sama dari
sebelumnnya. Ia merasa ada yang tidak beres. Wed jadi lebih berhati-hati. Mungkin
akan ada kejadian lain yang menghampirinya.
Semua tampak
normal. Tidak ada yang mencurigakan. Di saat Wed mulai santai, tiba-tiba tanah
bergetar.
“Grhhhhhhhh....!
Grhhhhhhhh....!” Wed sangat kaget. Tidak ada yang terjadi selain keseimbangan
jalannya goyah. Wed berhenti sesaat.
Setelah
getaran tersebut hilang, Wed mulai berjalan. Namun, baru selangkah Wed
bergerak, tanah bergerak seperti gelombang laut. Wed terpental, tubuhnya
terbawa oleh gerakan tanah.
Pesan moral :
Berbagai rintangan akan datang saat kita menggapai
tujuan. Teruslah berusaha karena itu akan membuatmu lebih kuat.
Hati hati wed
BalasHapus