Donyaning Bocah_Suworo

(Donyaning Bocah)

Suworo

Penulis : Arfianto Wisnugroho

 

            Sungguh indah, sesuatu yang sangat menakjubkan. Lapangan luas penuh rerumputan hijau ini adalah tempat bermain mereka sekarang. Wed tidak percaya dengan apa yang sedang ia lihat. Tapi semua benar-benar nyata. Kaki mungilnya telah menginjak tempat asing. Meski demikian, tidak ada hal yang membuatnya tidak nyaman. Wed dan teman-temannya sudah siap dengan pengalaman baru.

           Demikianlah untuk pertama kalinya Wed, Kam, Sud dan Bes memulai petualangan. Mereka tidak tahu kalau sesuatu yang luar biasa telah menanti.

Wed    : “Baiklah, ayo kita mulai..!!!!”

            Wed dan teman-teman keluar dari semak. Dengan sedikit rasa silau mereka mulai berlari ke sana kemari. Menari dan bernyanyi dalam satu barisan. Kam, Sud, Wed dan Bes, urutan sempurna untuk membuat suasana menjadi semakin menyenangkan. Mereka pun mulai menyanyikan lagu favorit yang sudah menjadi hal wajib.

“Kami anak kecil”

“Bernyanyi bersama”

“Kami menjaga, satu sama lain”

“Kami anak kecil”

“Selalu gembira”

“Suatu saat nanti, kami jadi dewasa”

Dalam suasana kegembiraan tersebut tiba-tiba saja Wed merasa ada sesuatu yg mengganggu. Sesaat Wed berdiri dari duduknya.

Wed    : “Srek...!” (BERDIRI)

Kam    : “Ada apa Wed?” teriak Kam lantang. Sud dan  Bes hanya terdiam memandang Wed.

Wed    : “Apakah kalian mendengarnya? Sepertinya ada seseorang minta tolong!”

Bes      : “Oh.. kami pikir ada apa Wed, mana ada suara orang minta tolong!”

Kam    : “Iya Wed, hanya ada kita di sini”.

            Kam menguatkan apa yang telah diucapkan Bes sambil menggelengkan kepala. Sementara Sud memejamkan mata sambil menikmati angin yang berhembus menerpa wajahnya. Seolah tidak peduli dengan apa yang terjadi. Tapi Wed masih saja penasaran dengan apa yang baru saja ia dengar. “Ah mungkin benar kata mereka. Di sini kan hanya ada kami berempat,” gumam Wed dalam hati.

            Waktu terus berlalu. Telah dua jam sejak mereka datang ke tempat itu. Sudah waktunya mereka pulang ke rumah. “Baiklah teman-teman, bagaimana kalau kita pulang sekarang?” usul Wed tiba-tiba. “Kenapa Wed?” tanya Sud sambil memandang wajah Wed yang agak aneh. “Ya tidak apa-apa kan!” kata Bes sambil menyenggol Sud dengan kaki kanannya.

Kam    : “Baiklah, mungkin memang benar kata Wed, kita sebaiknya pulang dulu”

Sud      : “Ok.. besok kita akan kembali”

Wed    : “Terima kasih teman-teman, ayo..!”

            Akhirnya mereka memutuskan untuk pulang. Dalam perjalanan Wed merasa terganggu dengan suara yang didengarnya. Namun Wed lega karena memiliki teman yang pengertian seperti Kam, Sud dan Bes.

 

Pesan Moral :

Menjadi teman yang pengertian sangatlah penting. Kita harus selalu bermusyawarah dalam mengambil keputusan.

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Donyaning Bocah_Penolong Anak Kambing

Donyaning Bocah_ Nget, pemula yang akhirnya belajar

Donyaning Bocah_Wed, Menuju Petualangan Baru