Donyaning Bocah_Sosok Besar, Rolebm
(Donyaning Bocah)
Sosok Besar, Rolebm
Penulis :
Arfianto Wisnugroho
Wed
menatap sosok besar tersebut. Terlihat jelas aura kebencian di wajahnya. Suara
geraman dengan intonasi tidak menentu terdengar menakutkan di area taman. Mungkin
karena kedatangan Wed dan teman-temannya di taman itu. Tidak ada yang tahu
kenapa tiba-tiba sosok tersebut menyerang mereka. Wed bermaksud berbicara dengannya.
Wed mulai melangkah sambil berkata
kepada Kam dan Bes untuk segera berdiri.
Setelah dirasa
semua terkendali, Wed mendekati sosok tersebut. Semakin dekat jarak Wed dengannya,
aura kebenciannya semakin pudar. Suara geraman yang didengar mulai sedikit
berirama seperti tarikan nafas normal. Wed mulai dapat melihat dengan jelas. Ternyata
sosok tersebut berkulit hitam mengkilat.
Sosok
tersebut diam. Hanya menatap Wed untuk sesaat lalu berpindah ke arah Kam dan
Bes. Kam dan Bes yang merasa ketakutan langsung bersembunyi di balik Wed. Melihat
mereka berdua yang ketakutan, sosok tersebut akhirnya berbicara.
“Hmmmm,
temanmu tidak apa-apa,” ucap sosok tersebut sambil menoleh ke arah Sud.
“Aku sudah
tahu, engkau tidak bermaksud melukai kami, apalagi membunuh kami,” ucap Wed
sambil melihat Sud yang sudah berdiri tegak.
Wed mendekat
ke arah sosok besar tersebut yang sekarang duduk dengan pandangan mengarah ke suatu
tempat di taman itu. Kam dan Bes mengikuti Wed tanpa ragu diikuti Sud yang
berlawanan arah.
“Aku menjaga
tempat ini sudah sekitar 166 tahun. Setiap hari menunggu kesempatan itu datang,”
ucap sosok tersebut kepada Wed dan teman-temannya.
“Kesempatan?” apa maksudnya?” tanya Wed penasaran.
Akhirnya
sosok tersebut menceritakan kisahnya. Mengapa ia di sini, apa yang dijaga dan
ditunggu. Hingga mereka memutuskan untuk pergi ke suatu tempat.
“Srek...!”
dengan penuh semangat mereka berdiri bersama meski tanpa aba-aba.
Mereka bersiap
untuk berjalan. Langkah kaki bersiap melangkah. Namun tiba-tiba Bes berhenti
sehingga Sud yang berada di belakang menabraknya.
“Bruk...!”
“Kenapa
kamu Bes?” tanya Sud, sementara Kam dan Wed saling lirik.
“Hmmm,
maaf Bapak, tapi siapa nama Bapak ya?” tanya Bes sambil tersenyum.
“Hahahaha,
maaf lupa memperkenalkan diri,” Namaku adalah Rolebm,” jawab sosok itu dengan tenang.
Mereka akhirnya
berangkat menuju suatu tempat yang dinantikan sosok besar tersebut, Rolebm.
Pesan Moral :
Berusahalah untuk selalu tenang dalam menyelesaikan
masalah. Buru-buru, takut dan khawatir yang berlebihan bisa jadi akan
memperburuk keadaan.
Komentar
Posting Komentar