Donyaning Bocah_Kotak Tanpa Ujung
(Donyaning Bocah)
Kotak Tanpa Ujung
Penulis :
Arfianto Wisnugroho
Tidak akan
membuka setelah ia sampai di rumah. Wed sebenarnya penasaran dengan pemberian
Paman Rusa. Itu adalah tas kecil berwarna coklat tua yang terbuat dari jenis
tumbuhan air. Wed bisa merasakan kalau tas itu masih menggantung di lehernya. Tas
tersebut sangat ringan. Wed merasa tidak ada sesuatu yang membebaninya saat
angin berhembus.
“Hmmm,
jadi tidak ada tumpangan ya..!” Woke, tidak masalah.”
Wed menuruni
bukit dengan berjalan kaki. Tidak butuh waktu lama bagi Wed untuk sampai di
lereng bukit. Ia merasa perjalanan turun bukanlah sesuatu yang berat, apalagi dengan
keadaan tubuhnya yang sekarang. Di lereng bukit Wed dapat melihat kampungnya
dengan sangat jelas. Karena hari sudah mulai sore, Wed bergegas pulang. Mentari
mulai menampakkan warna sorenya. Membuat perjalanan pulang Wed menjadi begitu
ceria hingga sampai di rumah.
“Haaaa...!”
teriak Wed saat melihat isi tas tersebut.
Sampai-sampai Ayah Wed terbangun.
“Aa apa
Wed?” seru Ayah Wed.
Supaya tidak
menimbulkan kegaduhan lain Wed langsung menjawab seruan Ayahnya.
“Tidak
apa-apa Yah, semua baik-baik saja,” Wed berkata dengan nada panik.
Wed sibuk
membolak-balik tas tersebut. Namun tidak ada apa-apa di dalamnya. Dari luar
berwarna coklat, tetapi di dalam terdapat berbagai warna. Wed berpikir kenapa
Paman Rusa memberinya tas kecil itu. Sampai beberapa kali Wed membalikkan tas
tersebut, tetap tidak ada sesuatu yang jatuh dari dalam tas.
Tas dilempar
Wed tepat mengenai pintu rumah. Isi dalam bagian tas terlihat sedikit terbuka. Wed
mengamati isi dalam tas melalui celah yang terbuka. Tiba-tiba warna terang
dalam tas tersebut bertukar dengan warna gelap.
“Waaaw..!”
apa ini mimpi ya?” gumam Wed sembari mendekati tas tersebut.
Wed mengintip
isi dalam tas. Memastikan ia tidak salah lihat. Namun hal tersebut tidak terjadi
lagi. Untuk itu Wed mengambil tas kecil tersebut. Lalu ia memasukkan kaki kanannya
ke dalamnya.
“Lhooo,,,”
Wed menarik kembali kakinya.
Sekali lagi
Wed memasukkan kakinya ke dalam tas. Wed merasakan kedalaman tas kecil itu
tidak berujung. Akhirnya Wed mengambil beberapa barang di rumahnya. Salah
satunya adalah kayu pengukur yang panjangnya hampir sama dengan tubuh Wed. Setelah
barang-barang tersebut dimasukkan, semua barang hilang tanpa bekas.
Pesan moral : Banyak
keajaiban di dunia ini bagi kamu yang mau menemukannya.
Komentar
Posting Komentar