Donyaning Bocah_Bahaya di hadapan Wed

 (Donyaning Bocah)

Bahaya di hadapan Wed

Penulis : Arfianto Wisnugroho

 

            Wed terdiam sesaat. Teringat suara yang pernah ia dengar di taman bersama Kam, Sud dan Bes. Suara itu sama persis dengan nada yang baru saja ia dengar. Tapi kenapa hanya dia yang bisa mendengar. Saat itu teman-temannya tidak mendengar apapun, dan sekarang juga sama. Nget tidak mendengar apa yang ia dengar.

            “Wed, apakah kamu baik-baik saja?”

            “Iya Nget, hanya saja kenapa suara itu lebih jelas saat di tempat ini,” ucap Wed sambil mencoba berdiri.

            Nget mencoba membantu Wed, namun ia terlihat seperti menempel saja pada tubuh Wed. Setelah berdiri, Wed berkonsentrasi menemukan sumber suara tersebut. Berkali-kali Wed mempertajam pendengarannya. Suara itu tetap tidak dapat ia temukan darimana asalnya.

            “Sepertinya kita harus pulang dulu Nget,” ajak Wed seraya melihat dengan pandangan jauh.

            “Iya Wed, mungkin itu yang terbaik,” ucap Nget sambil menempel pada kepala Wed.

            Mereka keluar dari tas pemberian Paman Rusa. Seketika semua kembali seperti semula. “Bintang terlihat jelas. Malam yang cerah,” ucap Wed dalam hati. Wed mengambil tas pemberian Paman Rusa, mengalungkannya di leher. Nget terbang meninggalkan Wed setelah mengucapkan salam perpisahan. Wed kembali ke rumah dengan rasa penasaran di kepalanya. Ia terus memikirkan suara yang didengar sampai akhirnya tertidur.

-

            Tanah luas nan hijau. Semua nampak indah. Nyaman bagi siapa saja yang menginjakkan kaki di sana. Air jernih mengalir tanpa henti di semua musim. Semua nampak gembira bermain bersama. Wed, Kam, Sud dan Bes menyanyikan lagu wajib mereka dengan penuh kegembiraan.

“Kami anak kecil”

“Bernyanyi bersama”

“Kami menjaga, satu sama lain”

“Kami anak kecil”

“Selalu gembira”

“Suatu saat nanti, kami jadi dewasa”

            Wed dan teman-temannya tertawa. Karena saking senangnya mereka tidak tahu lagi apa yang ada di sekitarnya. Hingga tiba-tiba sesosok makhluk berlari ke arah mereka. Sosok tersebut sangat besar, bahkan lebih besar dari mereka berempat. Matanya tajam, penuh dengan kemarahan.

            Sud berteriak keras. “ Awas..! Semua menghindar!”

            Dengan cepat Kam yang mempunyai tubuh paling besar di antara mereka langsung mendorong Wed dan Bes. Hingga mereka bertiga terjatuh ke dalam parit. Wed tidak bisa berbuat apa-apa. Dalam hitungan detik Sud terpental karena sosok besar tersebut. Wed hanya bisa melihat dari parit dimana ia terjatuh.

Wed berteriak, “Sud......!”

 

Pesan Moral    :

Bersatu dan saling melindungi adalah ciri sahabat sejati. Tidak peduli sebesar apa bahaya yang datang, semua akan baik-baik saja selama bersama-sama.

 

 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Donyaning Bocah_Kekuatan Besar Wed, Hancurnya Mop

Donyaning Bocah_Tiga Hal yang Harus Dilakukan (Bagian 2)

Donyaning Bocah_ Nget, pemula yang akhirnya belajar